Borneo Tribune, Pontianak
Daud ‘ Cino’ Jordan, seorang petinju Indonesia asal Kalbar yang lagi naik daun, di kancah tinju profesional. Lahir di Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, 10 Juli 1987.
Daud merupakan anak ke lima dari enam bersaudara dari pasangan Hermanus Lai Cun dan Natalia. Sejak kelas 3 SD, dia hijrah dari Simpang Hulu ke Ketapang mengikuti jejak abang kandungnya Damianus Yordan yang telah menjadi petinju terkenal di Kalbar dan Indonesia..
Ia berlatih di sasana tinju Ketapang Tanjung Pura Boxing Camp, saat itu abang kandungnya, Damianus Yordan sendiri yang menjadi pelatihnya.
Ayah Daud Jordan, Hermanus Lai Cun bukan seorang petinju, tetapi sangat menggemari olahraga tinju dan sangat mendukung anak-anaknya menjadi petinju. “Bangun tidur saja keluarga kami, sudah membicarakan tentang tinju,” katanya.
Tahun 1996, dia memulai debutnya menjadi petinju di Kalteng dengan melakukan demontrasi gaya tinju. Pada tahun yang sama dia pernah mendali perak kejurnas tinju junior. Setelah mengikuti beberapa kejuaraan tinju junior sejak tahun 1997-2002, banyak mendali emas diraih. Dia juga menjadi nominasi tinju terbaik Indonesia semenjak itu dia dipanggil ke Pelatnas tim nasional.
Daud ‘Cino” Jordan kemudian terjun ke dunia tinju profesional pada tahun 2005. Dia meninggalkan tinju amatir karena merasa tertantang. Tinju profesional lebih mengutamakan kemampuan pribadi, maka harus berlatih lebih giat untuk meningkatkan skill bertinju.
Dia sangat mengagumi dua petinju Mexico Erik Morales dan Juan Manuel Marques. Walapun badan kecil, mereka selalu memenangi pertandingan.
“Tinju tidak indentik dengan badan besar pasti menang, walaupun badan besar tetapi tidak menggunakan otak saat bertanding pasti akan kalah. Jadi petinju harus memiliki otak cerdas, apalagi ditunjang power yang kuat,” katanya.
Debut awalnya menjadi petinju profesional melawan Ansori Anhar pada tanggal 25 Agustus 2005. Saat itu Daud ‘Cino’ Jordan menang KO ronde 1 dalam pertandingan 6 ronde. Namanya terus melesat bagi meteor dan dijuluki raja KO. Dari 15 bertanding, 13 kali menang KO dan 2 kali menang angka. Apalagi setelah dia meraih tingkat 1 PABA pada tanggal 9 September 2006, saat mengkanvaskan pentinju asal Thailand, Kong Chai di ronde 7 dalam pertandingan 8 ronde.
Mendapat Julukan Cino
Semenjak tahun 2001-2005 di dipanggil mengikuti pelatnas. Dia juga melanjutkan SMP dan SMA di sekolah khusus atlet di Ragunan, Jakarta. Di sana dia dilatih tinju oleh pelatih asal Quba, Yesus Carlos Ternate Torres. Pelatih tersebutlah memberi dia gelar “Cino” sebagai nama keberuntungan Daud Jordan. Karena raut wajahnya yang mirip wajah Cina.
“Dia (Yesus-red) bilang saya harus memiliki julukan tersendiri. Spes wajah saya mirip Cina, karena ayah saya keturunan Cina. Melihat spes wajah mirip Cina maka pelatih memberi saya gelar ‘Cino’ sebagai nama keberuntungan. Saya sangat mengaggumi pelatih tersebut,” katanya. Semenjak itulah dia selalu dikenal dengan julukan Cino.
Biodata
Nama : Daud Jordan
Julukan : Cino
TTL : Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, 10 Juni 1987
Orang Tua : Hermanus Lai Cun (ayah) dan Natalia (ibu)
Anak Ke : Lima dari enam saudara
Nama Saudara : 1. Damianus Yordan
2. Jason Yordan
3. Petrus Yordan
4. Lukas Yordan
5. Yohanes Yordan
Motto : Tiada Hari Tanpa Latihan dan Tidak Ada Istilah Kalah
Promotor : Daniel Bahari
Pelatih : Damianus Yordan
Peringkat : 1 PABA (Kelas Bulu)
Gaya Bertinju : Ortodox
Jangkauan : 88 Cm
Tinggi : 171 Cm
Berat Tanding : 57,1 gr
Bertanding : 15 kali
Menang KO : 13 kali
Menang Angka : 2 kali
Petinju Favorit : Erik Morales (Mexico) Juan Manuel Masques (Mexico