Rabu, 12 Maret 2008

32 Club Perebutkan Piala Bergilir "Rahmad Satria Cup"


Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Open Turnamen Sepak Bola Persatuan Sepak Bola Kuala Secapah (Persikas) merebutkan piala bergilir Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, dimulai Minggu (9/3), kemarin di Lapangan Persikas, Kecamatan Mempawah Hilir, dengan diikuti 32 klub Se-Kabupaten Pontianak.

Di mana Rahmad Satria, yang membuka langsung pertandingan dengan menendang bola pertama tanda dimulainya pertandingan antara Mnetos Kuala Secapah Vs Klub Kelurahan Tengah, Mempawah Hilir. Open turnamen ini memiliki nilai untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan sportivitas, kedisiplinan yang tinggi, sehingga adanya rasa persaudaraan bagi pemuda, khususnya di Desa Kuala Secapah, Kecamatan Mempawah Hilir, selain itu juga mencari bibit-bibit andal pesepak bola Kabupaten Pontianak.

“Melalui open tournament ini, kita berharap muncul pemain-pemain sepak bola berbakat Kabupaten Pontianak, sehingga persepakbolaan Kabupaten Pontianak terus maju dan berkembang,” kata Rahmad, yang juga selaku Ketua PSSI Kabupaten Pontianak.

Sebagai bentuk dukungan dalam menyukseskan turnamen tersebut, Legislator Partai Golkar tersebut, telah menyediakan hadiah dan bonus bagi setiap klub dan pemain. Sehingga para pemain dan pengurus klub, bisa bermain dalam arti tetap meningkatkan dan menjaga sportivitas. Selain itu, melalui olahraga banyak tindakan-tindakan negatif dapat terhindar seperti minum-minuman, keras, bahkan menggunakan narkoba atau obat-obatan terlarang

“Persikas sebagai tuan rumah dan melakukan open turnamen Persikas ini tentu akan menjaga keamanan, Persikas juga merupakan klub yang sering menjuarai open-open turnamen yang dilaksanakan di Kabupaten Pontianak, maka saat Persikas melaksanakan open ini, saya selaku Ketua PSSI Kabupaten Pontianak sangat mendukung sekali. Dan dari lapangan ini kita juga berharap bersama kinerja dan kesatuan dan persatuan bagi masyarakat di Kabupaten Pontianak bisa terwujud,” katanya.

Sedangkan Ketua Panitia, Jumiadi, dikonfirmasi open turnamen tersebut, akan menggunakan sistem setengah kompetisi, di mana untuk juara pertama memperoleh piala bergilir dan tetap, serta uang pembinaan Rp2 juta, juara dua memperoleh piala tetap dan uang Rp1,5 juta, juara ketiga meraih piala tetap dan uang pembinaan Rp1 juta, sedangkan juara empat meraih piala tetap dan uang pembinaan Rp500 ribu.

“32 klub yang mengikuti kompetisi ini, akan menggunakan sistem setengah kompetisi, dengan dibagi beberapa grub, sehingga satu tim bisa bermain sampai tiga kali dan diperkirakan turnamen ini berakhir sebulan lamanya. Dan untuk uang pembinaan kemungkinan bisa bertambah jika ada donator atau sponsor yang siap memberikan uang pembinaan bagi para juara,” katanya.■


Sile Baca Selengkapnye..

Kamis, 06 Maret 2008

Cornelis Minta Kandidat Bupati Pontianak Jaga Persatuan

Foto : Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis, MH, bersama Bupati Pontianak dan Pangeran Ratu menabuh rabana tanda dimulai gebyar robok-robok di Kota Mempawah.

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Gaung pesta demokrasi di Kabupaten Pontianak, khususnya Pilkada Bupati Pontianak hanya menuggu waktu. Dimana Pilkada tersebut direncanakan serentak dengan Pilkada Bupati Kabupaten Kubu Raya dihela Oktober 2008 ini. Para bakal calon (Balon) Bupati Pontianak telah bermunculan dan menjadi pembicaraan masyarakat Kabupaten Pontianak.

Adapun balon-balon yang telah bermunculan seperti Anggota DPRD Kabupaten Pontianak, Maman Suratman, Ketua Gapensi Kalbar, H. Ria Norsan, Incumbent, Drs. H. Agus Salim, MM, dan Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, yang mulai menarik hati masyarakat dengan barbagi program dalam menggalang dukungan. Namun masih ada beberapa figure yang bakal meramaikan bursa Pilkada seperti, Drs. H. Rubijanto, H. Anwar, Spd, MH. Eddy Sugito, SH, Camat Toho, Tommy, SH, Camat Jungkat, M. Sholeh, S. Sos, Anggota DPRD Fraksi PDIP, Moses Alip, serta Pangeran Ratu Amantubillah, Dr. Ir. Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim.

Untuk itu, Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis, MH, sangat menghadiri ritual robok-robok yang merupakan kunjungan resmi pertamanya sejak dilantik menjadi Gubernur Kalbar, di Pelabuhan Mempawah Terpadu, Rabu (5/3), kemarin, mengharapkan, para kandidat untuk tidak saling jelek-menjelekan antar satu kandidat dengan kandidat lainnya, sehingga menyebabkan persatuan dan kesatuan di Kabupaten Pontianak menjadi terpecah.

“Ada satu hal yang perlu saya sampaikan, dimana tidak lama lagi kabupaten Pontianak akan melaksanakan pemilihan kepala daerah. Untuk itu saya berpesan untuk tidak berpecah belah, sehingga tidak menimbulkan kekerasaaan di masyarakat yang mengakibatkan tertanggunya stabilitas keamanan. Dan apa yang sudah buat bupati terdahulu maupun sekarang harus kita syukuri karena itu semua merupakan berkah dari Tuhan,” katanya.

Sedangkan ritual robok-robok yang merupakan agenda wisata Kabupaten Pontianak, dia berharap, kedepannya perayaan robok-robok agar dikemas lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya sehingga Kabupaten Pontianak bisa menjadi tujuan wisata baik domistik maupun manca negara.

“Saya bukan orang asing di Kabupaten Pontianak, karena di Kabupaten inilah saya didik, dibesarkan dan dilatih untuk mengurus pemerintahan, makanya robok-robok ini bukan hal baru bagi saya. Maka saya berharap kegiatan ini kedepan harus lebih baik dari hari ini, sehingga robok-robok dapat kita kembangkan untuk asset budaya yang dapat menarik minat wisatawan,” ucapnya.




Sile Baca Selengkapnye..

Senin, 03 Maret 2008

Desa Ansiap Miliki PLTA


Manfaatkan Aliran Sungai

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Para penjabat dan PLN ribut soal listrik tenaga batubara, gambut dan nuklir. Nun jauh di Desa Ansiap, Kecamatan Sadaniang, Kabupaten Pontianak, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ramag lingkungan, telah membangun PLTA. Sehingga mereka tidak mengalami permasalahan soal penerangan. Ide tersebut muncul dari pemuda Desa Ansiap, Fendus, untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di desa mereka.

“Pertama membangun PLTA bukan disini, tetapi memanfaatkan air terjun dari bukit tetapi tidak ada hasilnya dan saat itu kami sudah habis biaya sekitar Rp 18 juta. Namun setelah dibangun di aliran Sungai Amparuak ini, dengan membendung air sungai akhirnya usaha kami berhasil. Ide ini saya ambil karena dulunya kami menggunakan mesin diesel dan biayanya sangat besar sekali, setahun biaya solar Rp 8 juta, belum lagi biaya perawatan mesin,” kata Fendus, dikonfirmasi saat meninjau PLTA buatannya.

Lanjutnya lagi, untuk sementara PLTA tersebut baru bisa dimanfaatkan empat rumah, namun PLTA ini mampu menghidupkan TV, Kulkas dan barang elektronik lainnya, dengan kafasitas 3000 watt.

“Sebenarnya untuk menerangi satu desa bisa, karena dynamo dengan kafasitas 5000 watt belum dipasang. Dan untuk warga yang memasang lampu setiap bulan membayar satu lampu Rp 7 ribu,” katanya.

Melihat adanya PLTA di desa tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, menilai pembangunan PLTA tersebut, merupakan terobosan baru bagi masyarakat pedesaan yang memiliki aliran sungai, tetapi belum tersentuh PLN, untuk memanfaatkan aliran sungai mereka untuk mendirikan PLTA.

“Saya sangat bangga, anak desa yang hanya tamatan SD mampu mendirikan PLTA. Dan ini sangat bermanfaat sekali dan bisa menjadi contoh bagi yang lainnya. Dan saya juga akan berusaha dalam perubahan anggarn nanti, kita Bantu untuk menambah kafasitas PLTA ini, agar seluruh masyarakat merasakan manfaatnya, karena biayanya juga tidak terlalu besar,” katanya.



Sile Baca Selengkapnye..

Kirab Pusaka Istana Amantubillah


Foto : Kirab Pusaka Istana Amantubillah "Meriam Sigondah"


Bentuk Peleburan Budaya Keraton

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


Keraton Amantubillah Kerajaan Mempawah, berlokasi di Pulau Pedalaman, berjarak 2 kilometer dari pusat Kota Mempawah, Senin (3/3), kemarin, terlihat para pengujung berdesakan, ingin menyaksikan secara dekat salah satu ritual meyambut robok-robok yaitu Kirab Pusaka Istana Amantubillah Mempawah, seperti meriam Sigondah, keris, tombak dan beberapa jenis pusaka lainnya, yang diarak keliling Kota Mempawah. Khusus untuk meriam Sigondah diarak dengan pedati tertutup kain kuning dengan ditarik seekor kuda putih. Dan sore harinya dilanjutkan ritual pembersihan barang-barang pusaka tersebut.

Dimana pelepasan kirab pusaka tersebut, langsung dilepas Pangeran Ratu Amantubillah, Dr. Ir. Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, Msc, dengan mengangkat keris pusaka bertanda dimulainya kirab pusaka tersebut. Dan acara tersebut juga hadir Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, MM, Kapolres Mempawah, Dandim, dan tokoh masyarakat dari berbagai etnis. Bahkan dalam acara tersebut ditampilkan kesenian tradisional Thionghoa, bangrongsai dan naga.

Dikonfrimasi makna perayaan tradisi robok-robok yang melibat berbagai etnis dan berbagai ritual kerajaan, Pangeran Ratu Mardan, mengatakan, menurut sejarah para pengikuti Opu daeng Manambon terdiri dari barbagai etnis dan agama, maka ritual robok-robok Istana Amatubillah melibat unsur dari berbagai etnis sebagai bentuk mempererat persatuan.

“Melihat situasi secara nasional maka kita kembalikan rasa memiliki sesama kita. Dan dilihat dari sejarah Kota Mempawah, dari zaman dahulu terdiri berbagai etnis yang menjadi budaya masyarakat Mempawah yang merupakan budaya Amalgamasih artinya perpaduan antara berbagai etnis, berbagai agama, jadi di Kalimantan Barat ini tidak ada budaya yang dominan sehingga budaya yang timbul adalah budaya yang amalgamasih. Karena masing-masing suku mempunyai budaya dan mereka meleburnya dalam budaya keraton,” katanya.

Untuk itu Keraton Amantubillah terbuka untuk umum, karena Keraton Amantubillah bukan milik personal melainkan milik masyarakat. Maka siapapun ingin melihat peninggalan sejarah kerajaan Mempawah dan tidak akan dilarang. Selain itu juga, sehari sebelumnya, Minggu (2/3), di Aula Kantor Bupati Pontianak, diadakan seminar pluralisme dari lintas etnis dengan tema “Pendidikan Multi kultur dan Multi Religius Untuk Mayarakat dan Keraton Sebagai Pengayom Pluralisme”.

“Keraton Amantubillah terbuka untuk umum, siapapun yang datang untuk melihat dan berkunjung di istana kami persilatan. Maka salah satu untuk mengenalkan benda-benda pusaka maka kami adakan kirap pusaka, sehingga masyarakat bisa mengenal dan mengetahui peninggalan sejarah kita. Karena Pusaka Keraton Amantubillah ini sendiri memiliki dua sifat yaitu statis berupa benda-benda pusaka seperti meriam, tombak, keris dan sebagainya. Kedua bersifat dinamis berupa budaya dari masyarakatnya seperti melayu, dayak, madura, cina, bugis dan etnis lainnya. Semuanya itu merupakan Pusaka Keraton Amantubillah, maka kedua pusaka inilah harus diperkenal kepada masyarakat. Dan kegiatan seminar yang dilaksanakan tersebut, juga membuka suatu komunikasi sehingga orang dayak bisa memahami orang melayu, orang madura bisa memahami orang cina dan sebagainya, sehingga mereka saling memahami tanpa saling curiga karena komunikasi yang dilaksanakan berjalan dengan lancar,” pungkasnya.


Sile Baca Selengkapnye..

Minggu, 02 Maret 2008

Kemajuan Koperasi Perlu Didukung Manajemen


Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Salah satu kelemahan koperasi dan Koperasi Unit Desa (KUD), khususnya di Kabupaten Pontianak yaitu dalam hal pengelolaan manajemen, baik itu manajemen organisasi maupun manajemen usaha yang merupakan aktivitas penting sebagai faktor utama dalam menggerakkan roda organisasi yang berbasis ekonomi kerakyatan. Apalagi di tengah-tengah kondisi perekonomian sekarang ini, dimana pengaruh ekonomi global, perdagangan bebas serta persaingan usaha yang sangat konflik dan kompetitif, sehingga para pelaku ekonomi termasuklah pengelola koperasi dituntut untuk lebih profesional dan mampu berkompetisi dengan pelaku ekonomi lainnya.

Untuk itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Pontianak, Rabu (20/2), kemarin menggelar Pelatihan Pengolahan Manajemen Koperasi bagi seluruh anggota koperasi Se-Kabupaten Pontianak di Gedung PGRI Mempawah, yang dibuka langsung Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, MM.

“Suatu koperasi akan berkembang bilamana koperasi tersebut didukung dan dibangun sepenuhnya oleh para anggotanya, karena koperasi adalah milik seluruh anggota, sedangkan pemerintah adalah sebagai pembina untuk memajukan wadah koperasi tersebut sebagai organisasi perekonomian kerakyatan. Sebagaimana diketahui sekarang ini pemerintah sangat menaruh perhatian yang cukup besar terhadap pengembangan perkoperasian di tanah air, yaitu melaui program penguatan modal usaha dan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi pengurus koperasi,” kata Agus salim, saat menyampaikan sambutannya di depan para peserta pelatihan.

Lanjutnya lagi, Agus Salim, menjelaskan, melalui program penguatan modal tahun 2007 Kabupaten Pontianak telah mendapatkan bantuan penguatan modal usaha sebesar Rp. 6. 079 miliar dari pemerintah pusat. Bantuan penguatan modal tersebut diberikan kepada 21 KUD yang ada di Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Namun upaya-upaya tersebut masih perlu didukung dan kerjasama dengan pihak BUMN, BUMD dan Perbankan dalam rangka lebih memperkuat usaha koperasi dan UKM. Disamping itu juga dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, beberpa pengurus koperasi di Kabupaten Pontianak telah ikut serta dalam pelatihan yang diadakan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu, Pelatihan manajemen pengelolaan koperasi, Pelatihan kewirausahaan bagi pengelola koperasi, Pelatihan Manajemen usaha kecil bagi pengelola koperasi dan UKM, Pelatihan manajemen simpan pinjam, Pelatihan kelapa terpadu, Pelatihan peternak sapi.

“Koperasi sebagai pelaku usaha dalam suatu negara mutlak diperlukan dalam rangka menumbuhkembangkan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan selain peran serta pemerintah yang berfungsi sebagai fasilitator maupun regulator. Salah satu kelemahan yang masih dirasakan dalam rangka memajukan koperasi adalah masih lemahnya manajemen perkoperasian, maka dari itu sangat mendukung pelatihan yang dilaksanakan Dinas Perindagkop menyelenggarakan pelatihan manajemen bagi pengurus dan pengelola koperasi ini,” katanya.

Dan melalui pelatihan tersebut, Agus Salim, mengharapkan melalui pelatihan manajemen ini akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengurus dan pengelola koperasi, sehingga mampu mengelola koperasi dengan baik dan berkembang untuk masa-masa yang akan datang. Apalagi Pemerintah Kabupaten Pontianak bersama PT. PNM telah menandatangani kesepakatan untuk membentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tujuannya untuk meningkatkan usaha-usaha mikro, dimana nantinya koperasi akan menjadi wadah kolektor terhadap para pelaku-pelaku usaha kecil menengah (UKM) tersebut yang tentunya dalam ha lini adalah koperasi yang sehat dan akuntable dan untuk itu mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama bank tersebut sudah dapat diwujudkan.

“Koperasi sebagai ekonomi yang berbasis pada kerakyatan diharapkan mampu tampil dalam membangun perekonomian nasional diberbagai sektor pada semua tingkatan lini, baik regional, nasional maupun internasional,” harapnya.



Sile Baca Selengkapnye..

Orentasi Fungsionaris Perkuat Konsulidasi Partai Golkar


Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah

Guna memperkuat konsolidasi organisasi di Partai Golkar, khususnya di DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak. Senin (25/2), kemarin, DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak, menyelenggarakan Orientasi Fungsionaris Partai Golkar untuk menghadapi pemilihan bupati, Pemilu dan Pilres tahun 2009.

Dimana dalam pertemuan tersebut turut hadir, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kalbar, Ir. H. Zulfadli, yang memberikan masukan, saran dalam menciptakan persatuan, serta memperkuat keberadaan Partai Golkar dalam menghadapi berbagai persoalan di tubuh Partai Golkara, sehingga Partai Golkar eksis dalam memberikan subangsi bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Dan pada kegaitan tersebut juga hadir, tokoh-tokoh Partai Golkar dari provinsi, Drs. H. Daud Maountain, Andrianus Senen, H. Anwar, S.Pd, MH, yang memberikan materi menyakut pengetahuan tetang organisasi dan menyatukan persepdi dalam mencapai tujuan bersama Partai Golkar.

“Pada kegiatan orentasi fungsionaris ini, kita akan membahas dan memberikan materi tentang karya kekaryaan para kader Golkar dalam rangka meningkatkan pengetahuan kader Partai Golkar yang ada ditingkat, DPD, kecamatan, maupun desa untuk bersama menyatukan persepsi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai,” kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Pontianak, H. Rahmad Satria, SH, MH, ditemui disela-sela kegiatan.

Dan dalam kesemapatan tersebut, juga akan dikaji tentang hasil pelaksanaan Pilgub Kalbar, dimana calon yang diusung Partai Golkar mengalami kekalahan pada pesta demokrasi rakyat itu. Untuk itu dilakukan pengkajian terhadap kegagalan tersebut agar tidak terjadi baik pada Pilkada Bupati Pontianak maupun pada Pemilu Presiden tahun 2009 mendatang. Disamping itu juga dimaksudkan untuk pengayaan fungsionaris yang dalam hal ini berkaitan dengan pengkaderan dalam rangka menyikapi pelaksanaan setiap pemilihan yang diikuti Partai Golkar.

“Kegaitan ini, tidak lain untuk memperkuat konsulidasi Partai Golkar dalam rangka pemilihan bupati dan Pilres 2009. Apalagi fungsionaris ini sendiri merupakan amanah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Golkar dan petunjuk organisasi yang dilaksanakan berjenjang yang dimulai dari fungsionaris tingkat pusat, provinsi dan kabupaten serta selanjtunya, bahkan fungsionaris ini juga akan kita laksanakan di tingkat kecamatan dan desa,” ucapnya.

Sile Baca Selengkapnye..