Selasa, 01 Januari 2008

SDN 15 Peniraman Ambruk

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Mempawah


SEKOLAH AMBRUK
Siswa SDN 15 Peniraman, berjalan di bekas puing-puing bangunan sekolah mereka yang ambruk akibat usia sekolah yang sudah tua. FOTO: Johan Wahyudi/Borneo Tribune

Ambruknya empat ruangan SDN 15 Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Selasa (29/1), disebabkan kondisi sekolah yang sudah tua yang hampir menyebabkan korban jiwa. Hal itu merupakan suatu pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Pontianak terutama Dinas Pendidikan untuk memperhatikan kondisi fisik bangunan sekolah baik SD, SMP dan SMA agar segera dilakukan perbaikan. Jangan telah terjadi korban jiwa baru diperbaiki..

“Banyak sekali bangunan sekolah di Kabupaten Pontianak, di mana kondisi fisiknya sudah sangat tua dan sudah tidak layak pakai. Sehingga menyebabkan sekolah menjadi ambruk,” kata anggota DPRD Kabupaten Pontianak, Rusli Abdullah, SE, saat ditemui, Kamis (31/1), kemarin.

Untuk itu ke depannya, Pemerintah Kabupaten Pontianak terutama Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak agar melakukan pendataan yang akurat mengenai kondisi fisik bangunan sekolah baik tingkat SD, SMP dan SMA. Sehingga diketahui sekolah yang harus diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan dahulu agar tidak terjadi peristiwa ambruknya sekolah lagi di mana sangat membahayakan bagi siswa maupun guru yang mengajar.

“Kalau tidak salah, dana pembangunan SDN 15 Peniraman tersebut sudah dianggarkan dalam APBD 2008. Jika memang tidak dianggarkan Pemerintah Kabupaten Pontianak melalui Dinas Pendidikan harus mengambil suatu kebijakan agar bangunan sekolah tersebut segera dilaksanakan karena jika memang tidak dibangun tentunya akan mengganggu proses belajar mengajar apalagi mendekati ujian nasional,” kata dia.
Maka dari itu ia mengharapkan ada pihak ketiga untuk membiayai dulu pembangunan di mana dananya nanti bisa dianggarkan di ABT. Untuk menindaklanjuti penyelesaian permasalahan tersebut, Komisi DPRD Kabupaten Pontianak, berencana pada 6 Februari akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak beserta unsur terkait untuk menentukan langkah-langkah yang diambil untuk proses pembangunan SDN 15 Peniraman tersebut.

Ia melihat peristiwa ini merupakan suatu pelajaran bagi Dinas Pendidikan agar melakukan peninjauan di lapangan untuk mengetahui kondisi bangunan sekolah yang ada. Komisi D, akan memanggil Kepala Dinas Pendidikan untuk menyelesaikan permasalahan ini dan untuk mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Rusli juga berpesan, kepada Bupati Pontianak, agar memperhatikan gaji guru agar mereka lebih bersemangat dan fokus terhadap pekerjaan mereka. Jangan sampai ada guru mencari pekerjan sampingan seperti menjadi tukang ojek.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pontianak, Ir. Syahril, SIP, dikonfirmasi via telepon tentang peristiwa ambruknya SDN 15 Peniraman, mengatakan, kondisi bangunan sekolah tersebut memang sudah tua. Pemkab Pontianak telah menganggarkan di APBD 2008 untuk pembangunan ruang kelas. Sketsa gambar bangunan telah diserahkan ke Bupati Pontianak dan dalam waktu dekat akan segera direalisasikan.
Ia mengaku sudah mengetahui peristiwa ambruknya SDN 15 tersebut. Bahkan sebelum ambruk Dinas Pendidikan sudah melakukan peninjauan di lapangan untuk segera dilakukan perbaikan atas kondisi bangunan yang sudah tua tersebut. Maka untuk itu, ia akan segera melakukan koordinasi dengan Bupati untuk segera melaksanakan pembangunan. Walaupun saat ini dana APBD 2008 belum keluar, tetapi kita berharap ada pihak ketiga atau kontraktor untuk bersedia mengeluarkan dana terlebih dahulu untuk proses pembangunan tersebut.

Minah, salah seorang warga masyarakat yang juga orang tua murid, yang tinggal di sekitar SDN 15 Peniraman merasa prihatin atas peristiwa ambruknya empat ruangan SDN 15 Peniraman. Apa lagi hampir memakan korban karena seorang siswa kelas 6 yang hendak ikut les sempat terjebak di dalam reruntuhan. Untuk itu dia menginginkan agar Pemkab Pontianak untuk memperhatikan kondisi-kondisi bangunan sekolah-sekolah lain jangan sampai hal tersebut terjadi kembali.

“Ada empat kelas yang ambruk. Satu kelas masih digunakan untuk proses belajar mengajar. Untung saja saat ambruk para siswa yang tidak saat mengikuti jam pelajaran tambahan kalau tidak tentu banyak korban. Untuk itu, saya berharap pemerintah harus segera melakukan perbaikan agar proses belajar mengajar tetap lancar, bagaimana anak-anak mau cerdas jika kondisi sekolah saja tidak untuk melaksanakan proses belajar mengajar,” ucapnya.□

Sile Baca Selengkapnye..