Sabtu, 16 Februari 2008

Festival Cap Go Me dan Imlek 2559


Perayaan Imlek dan Cap Go Me

Wakil Gubernur Kalbar, Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM, membuka festival Cap Go Me dan Imlek di Kecamatan Sungai Pinyuh, berfoto bersama panitia dan Naga Sin Liung di Vihara Yayasan Tri Darma Bhakti Sungai Pinyuh.

Aset Budaya Yang Memiliki Potensi Pariwisata

Johan Wahyudi
Borneo Tribune, Sungai Pinyuh

Di halaman Vihara Yayasan Tri Darma Bhakti Sungai Pinyuh, ratusan masyarakat Sungai Pinyuh yang terdiri berbagai bagai macam etnis menjadi satu. Mereka ingin menyaksikan secara langsung pembukaan Festival Cap Go Me dan Imlek 2559 yang dihadiri Wakil Gubernur Kalbar, Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM, yang membuka langsung festival tersebut, dengan memotong kue keranjang raksasa dengan di dampingi Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, MM, Ketua Majelis Adat Budaya Thionghoa (MABT), Erick Suseno Marito, SE, SH, MM, di Viara Tri Dharma Bhakti Sungai Pinyuh, Rabu (6/2), kemarin.

Sebelum dibukannya festival, terlebih dahulu kegiatan dirangkai dengan acara penyambutan tarian multi etnis, sebagai bentuk kebersamaan dan persatuan seluruh etnis di Kalbar. Menambah kemeriahan Panitia Cam Go Me dan Imlek, juga menggelar Pekan Raya Sungai Pinyuh, Festival Lagu Mandarin, serta setiap kediaman warga Thionghoa dihiasi dengan lampu lampion dan pernik-pernik imlek menambah keindahan dan kemeriahan menyabut Imlek 2559.

Dalam sambutannya, Christiandy Sanjaya, tidak lupa mengucapkan selamat tahun baru Imlek 2559 dan memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya dan jerih payah masyarakat Sungai Pinyuh dengan menghasilkan karya budaya Naga Sin Liung yang merupakan naga terpanjang dan terbesar di Sungai Pinyuh. Maka pemerintah selaku pengemban amanah pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi pemerintah berkewajiban memajukan kebudayaan nasional, menaruh respek dan penghargaan tinggi kepada semua pihak yang telah mencurahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk memajukan kebudayaan daerah.

“Sejak adanya kebijakan restrukturisasi kewarganegaraan maka dilihat dari aspek kewarganegaraan budaya masyarakat Thionghoa Kalimantan Barat yang telah tumbuh, berkembang dan mengakar dalam kehidupan masyarakat sebagai konsekuensi logis dari proses asimilasi budaya yang sudah begitu lama secara turun-menurun otomatis memperkaya khazanah dan menjadi bagian integral dari budaya lokal dan nasional,” katanya disambut tepuk tangan para undangan dan pengujungan yang hadir.

Untuk itu, dia mengajak seluruh komponen masyarakat Kalbar, khususnya Kabupaten Pontianak, agar senantiasa memberikan perhatian dan terus-menerus menggali, melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang ada guna pembentukan karakter dan jati diri bangsa menuju masyarakat yang bermartabat serta sejahtera lahir dan batin. Maka sejalan dengan undang-undang nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan yang intinya berisikan kesamaan hak dan derajat bagi setiap warga negara Indonesia di dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan budaya yang dianutnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. pemerintah senantiasa konsisten mendorong dan mendukung setiap upaya kreatif dan inovatif dalam pengembangan potensi kebudayaan.

“Pengembangan dibidang kebudayaan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis dalam rangka pembentukan kepribadian yang tangguh sepanjang kita mampu berkreasi dan mengaktualisasikan serta belajar dari nilai-nilai positif budaya orang lain untuk memperkokoh budaya sendiri sebagai pedoman dan pandangan hidup, hal tersebut baru dapat dilakukan apabila kita tidak bersikap apriority dan menutup diri dari budaya etnis lain. Dalam budaya Thionghoa ada beberapa nilai kearifan dan luhur bersifat universal yang sangat menarik untuk diadaptasi diantaranya ada pendidikan dan tiada ada perbedaan,” tuturnya.

Maka dengan nilai kearifan yang sangat relevan dalam upaya memperkokoh persatuan dan kesatuan serta sejalan dengan salah satu visi pemerintah Propinsi Kalbar yaitu pengembangan kehidupan sosial masyarakat yang toleransi, berbudaya, agamis dan memperkuat kedudukan masyarakat adat. Dan sejalan dengan itu pembangunan dibidang kebudayaan sangat potensial untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan industri pariwisata.

“Sebagai aset budaya yang beragam Kalbar mempunyai potensi untuk mengembangkan industri pariwisata berbasis budaya. Guna mencapai harapan tersebut kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama berfikir dan berkerja lebih keras lagi untuk mengemas potensi wisata budaya yang mampu menarik para wisatawan dan mudah-mudahan hasil karya Naga Si Liung dapat menumbuhkan motivasi, tekad dan semangat untuk lebih memajukan budaya dan pariwisata Kalbar,” katanya.

Sedangan Bupati Pontianak, Drs. H. Agus Salim, MM, meniulai festival Cap Go Me dan Imlek, merupakan, khazanah budaya milik Kabupaten Pontianak yang juga terus dikembangkan, lebih-lebih dalam rangkaian kita mempersiapkan Kabupaten Pontianak dalam kunjungan wisata. Apalagi dengan didukung berbagai kegiatan budaya lainnya seperti Naik Dango dan Robo-Robo yang memiliki nilai histories dan budaya yang sangat tinggi.

“Dalam rangka meningkatkan pariwisata di Kabupaten Pontianak. Saya bersyukur pariwisata dari tahun ketahun semakin meningkat terutama di tahun 2008. Dimana berkat kebersamaan, persatuan dan kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan. Khazanah budaya Kabupaten Pontianak harus ditingkatkan dan kita kembangkan bersama-sama. Dan saya nilai perayaan Cap Go Me dan Imlek ini lebih semarak dari tahun-tahun sebelumnya, dan ini akan kita pertahankan dan menjadi event pariwisata Kabupaten Pontianak,” katanya.




0 komentar: